Pages

Selasa, 24 Oktober 2017

TRADISI SENI YANG TERTANAM DIBENAK SEORANG BAPAK

Gong Cilokak Pade Girang Dusun Kr Bedil Selatan Desa Kediri Kabupaten Lombok Barat
          Saya masih ingat dengan kata-katanya pak jufri (seniman asal gorontalo) dalam mendefinisikan arti kata seni, sewaktu saya ikut serta di silaturrahmi lingkar seni wallacea dulu. Kata beliau “seni itu membaca mendengar dan merasa semua hal yang berada ditataran kehidupan manusia”.
          Dusun kr bedil selatan dan dusun kr bedil timur merupakan dusun yang berada di desa Kediri kecamatan Kediri kabupaten Lombok barat. Sebelumnya kedua dusun ini menjadi satu dengan dusun kr bedil selatan saja dan pada akhir tahun 2009 lalu kedua dusun ini mekar terbagi menjadi dua dengan dusun kr bedil timur.
          Dalam sejarah peradabannya kedua dusun ini memiliki satu unsur kekeluargaan yang sampai saat ini masih erat memiliki ikatan solidaritas yang tinggi. pemuda – pemudinyapun sampai saat ini masih tetap dalam struktur satu kepengurusan yang kerap kali disebut dengan remaja kr bedil selatan dan timur. Hal ini dikarenakan dengan sosiokulturnya yang masih tinggi pada tataran elektabilitasnya di desa Kediri.
          Berbicara dengan prestasi dan produktivitasnya juga tidak kalah dengan dusun-dusun yang lain, dimana ekonomi masyarakatnya terkategori tinggi dengan produktivitas yang mampu bersaing kekancah internasional, seperti adanya sentra produksi kopiah kota santri dan masih banyak lagi usaha kecil menengah yang mempunyai nilai sejarah dan beregenerasi hingga saat ini, contoh kecilnya seperti serabi papuk iti.
          Berada dilingkungan kota santri, Dusun yang akrab disebut dengan dusun ”besopok” ini juga ternyata menyimpan sejarah seni yang luar biasa jika disimak lebih jauh lagi, terutama diseni musiknya.
          Pada saat itu saya tidak sengaja mendatangani rumah kediaman bapak ciin. Saya beranjak kesana dengan ditemani teman yang juga merupakan anak misan dari bapak ciin. Sesampai disana saya melihat gong music tradisional yang  bertuliskan CILOKAK PADE GIRANG KR BEDIL SELATAN. Sebagai penduduk asli dusun kr bedil yang kurang tau dengan itu sayapun sangat penasaran dengan apa arti dari tulisan yang saya lihat tersebut. Hal itu yang membuat saya bertanya kepada bapak ciin. Tak disangka pertanyaan saya dijawab dengan sangat valid dari sejarah keberadaan cilokak tersebut sampai dengan prestasi-prestasi yang didapat.
          Berawal dari kegemaran warga terdahulu dalam mengembangkan music tradisional yang pada zaman itu turun temurun diajarkan kebeberapa pemuda dusun. Pada saat itu pak ciin belajar dari tokoh-tokoh terdahulu yang memang menyukai music ini.
          Pada tahun 1968 beliau meneruskan bakat bermain cilokaknya keteman-teman terdekat yang ada didusun kr bedil, saat itu mereka masih menggunakan alat-alat seadanya yang ditambahkan dengan alat music yang berbahan alat dapur sperti ember tutup panci baskom yang mereka sulap menjadi alat music yang merdu. Sebetulnya alat musik cilokak terdiri dari beberapa bagian yakni seruling, gambus, gendang, jidur, rincik dan mandolin, namun pada saat itu pak ciin hanya memiliki seruling, gambus rincik dan gendang  saja oleh karna itu ia memutuskan untuk membuat alat music menggunakan peralatan dapur sebagai pelengkap teman-temannya yang ingin belajar.
          “jangan salah dengan gabungan peralatan dapur dengan alat music cilokak yang saya punya itu, hasilnya tidak kalah merdu dibanding dengan alat musik lainnya” sentak pak ciin kepada saya.
Seiring berjalannya waktu sembari bermain dan belajar musik dengan teman-temannya, pak ciin merasa bahwa teman-temannya cukup mantab untuk dijadikan personil dalam group music cilokaknya. Dan akhirnya beliau menggagas cilokak pade girang tersebut dengan teman-temannya pada tahun 1970, yang beranggotakan 9 orang diantaranya yakni bapak ciin, bapak kamal, madon, mega, aspihan, akim, bapak pai,  usup, alen dan yek.
          Sebelum itu cilokak ini sudah lama berkembang didaerah bagian timur selatan pulau Lombok terutama dibagian pesisir pantai dan adajuga dibagian kabupaten Lombok tengah sampai merujuk ke bagian barat pulau lombok.
          Cilokak adalah kesenian music tradisional yang kental dengan ciri khas sasak, nama cilokak tersebut diambil dari judul lagu yang digemari oleh masyarakat pada waktu itu. Arti cilokak itu sendiri sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa arti kata cilokak itu berasal dari dua bahasa yakni bahasa mandarin dan bahasa sasak, yang CI berarti kesenian dan LOKAK berarti orang tua. Dari kedua gabungan bahasa ini bisa disimpulkan bahwa cilokak itu yakni kesenian orang tua.
          Music cilokak ini dikenal dengan genre music lawas,sesambatan,Rerambangan yg tentu bercirikan Memelas dan sahdu dengan suara Khas Sya’ir yang mengandung Pesan pesan dan Petuah yang membawa pada Sikap sikap dan Perilaku Sasak yang Tindih,Tawadduk dan bersahaja.
Dari beberapa saat setelah terbentuknya cilokak pade girang ini banyak hal yang didapati oleh pak ciin dan teman-teman. Mulai dari prestasi, undangan, bantuan dan banyak lagi. Hal ini yang menjadikan cilokak pade girang dikenal diberbagai daerah di Lombok barat.
Bapak Ciin

Sedikit cerita tentang bapak ciin.?
          Bapak ciin ini merupakan salah satu maestro dusun kr bedil selatan yang multi ahli dalam memainkan music.  Hampir semua alat music tradisional bisa ia mainkan, terutama digambus ia biasa memainkan music gambus dengan nada dan irama yang sangat menggugah perasaan hati kita yang mendengarnya.
          Saya sangat ingat sekali waktu saya kecil dulu ketika saya masih berumur 7 tahun saat dimana saya masuk sekolah dasar. Saya terakhir kali mendengar beliau memainkan musiknya dibelakang rumah saya yang waktu itu rumah saya dengan beliau sangat berdekatan. Saat itu beliau membawakan lagu sasak tempo dulu seperti berugak elen, dan inak tegining amak teganang. Sembari saya duduk teras belakang rumah saya menghayati lagu itu hingga tertidur. Saya sangat ingat ketika itu saya tidur duduk dengan terbawa oleh lantunan music cilokak dengan nyanyian-nyanyiannya.
          Music memang menjadi hobinya pak ciin sejak berumur 5 tahun, hal itu ia akui saat saya mengobrol diteras depan rumahnya. “ sejak saya masih seumuran cucu saya yayan, dari saat itulah saya sudah mulai senang menekuni music.” Ucap bapak 7 anak ini sambil tersenyum sipu.
Yayan adalah cucu dari anak perempuannya yayah yang saat ini berumur 5 tahun. Kini yayan sering ia ajak memainkan music dan mengenalkan cara memainkannya, meskipun yayan sering terkesan bermain-main dan terkadang merusak alat musiknya. Tapi beliau (pak ciin) yakin bahwa ia melihat bakat yang tersimpan dari yayan dalam bermain music tradisional.
          Selain hobi bermain music pak ciin juga sering melakoni kegiatan teater sasak. Dimana pada waktu ia masih muda ia sering mengikuti acara-acara lawakan sampai pada akhirnya ia ikut menjadi pelawak. Pelawak sasak yang ia geluti waktu itu yakni “jongos”.
Jongos adalah seni teater yang dimainkan oleh 2 hingga 3 pemeran dengan berseragam seperti pembantu kerajaan dan berdandang menor layaknya seorang pelawak dengan berlipstikan tebal hingga menutupi mulutnya. Konon jongos ini merupakan kegiatan hiburan yang diadakan oleh kerajaan disasak zama dulu dengan maksud untuk menghibur raja-raja yang datang dari luar pulau lombok. (sumber bapak ciin)
          Banyak hal yang dapat saya pelajari dari seorang bapak ini, yang dimana sampai saat ini beliau masih berkeinginan untuk melanjutkan seni music dan jongos yang dahulu menjadi rutinitasnya sehari-hari. Dalam posisi saya saat ini, pemuda yang kurang mengetahui tentang seni budaya yang belum sempat saya pelajari, merasa sangat tertarik untuk mengajak teman-teman yang lain dalam ikut serta melanjutkan apa yang diinginkan oleh pak ciin selama ini.

         Hal ini sangat membantu untuk menambah pengetahuan kita terkait dengan sejarah, tradisi dan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang kita yang belum tentu bisa kita ketahui hingga detik ini.





Tulisan By Yongki :

Kamis, 19 Oktober 2017

Catatan tentang kopiah kota santri di lombok barat

Penjahit kopiah

Lombok merupakan salah satu bagian dari propinsi nusa tenggara Barat yang dimana Lombok ini juga mempunyai salah satu julukan yakni sebagai pulau seribu masjid karena memang mayoritas penduduknya adalah muslim. Selain dikenal dengan keindahan pulaunya dan banyaknya masjid di Lombok ini ternyata juga menyimpan sejumlah potensi bisnis, untuk memenuhi perlengkapan kebutuhan umat muslim
Tepatnya di Desa Kediri yakni desa yang dikenal dengan sebutan kota santri dimana banyak terdapat pondok pesantren yang menampung santriwan dan santriwati .inilah desa yang juga dikenal sebagai sentra kerajinan pembuatan kopiah atau peci yang sudah berdiri mulai dari era 80_an sampai sekarang.
        Kopiah atau biasa disebut peci ini adalah salah satu alat ibadah yang dipakai oleh umat muslim tetunya oleh umat muslim yang laki-laki, yang dimana kopiah ini tidak hanya dipakai untuk acara ibadah saja melainkan akan selalu dipakai bagi umat muslim yang sudah menjalankan ibadah haji, dan juga dipakai ketika umat muslim mengadakan acara-acara yang berbau agama. Jadi kopiah ini sangat lumrah untuk dibutuhkan oleh umat muslim setiap harinya bahkan setiap waktu dalam melaksanakan ibadah .
       Proses pembuatan kopiah ini tidak terlalul sulit, namun dibutuhkan ketelitian yang mendalam, awalnya spons yang sudah dipotong dililit dengan kain yang terlebih dahulu digunting sesuai pola Kemudian di sesuaikan kembali polanya lalu dijahit dan dibordir menggunakan mesin manual. Ada beberapa jenis dan warna kopiah ini yakni berwarna putih, hitam, coklat, hijau dll. Adapun jenis dari pada kopiah ini yakni jenis bundar, lonjong, bima, kopiah haji, dapak, jengky dll. Kehalusan dan keindahan serta kualitasnya yang tahan lama menjadi cirri khas dari kopiah ala Kota santri ini.
       Salah satu warga desa Kediri yang pertama kali merintis usaha ini ialah almarhum H Syamsi. beliaulah yang pertama kali membuat kopiah atau peci ala kota santri ini. Pada tahun 1985 pada saat mesin atau alat tekhnologi canggih belum ada, pada saat itulah haji syamsi mulai mencoba merakit kopiah ini menggunakan kanji yang diolah hingga berubah menjadi lem dan direkatkan ke potongan kain hingga berbentuk kopiah. Pembuatan kopiah ini ia pelajari secara otodidak. Pada saat itu dia dibantu oleh 4 orang rekannya yang saat itu tertarik dan ingin mempelajari pembuatan kopiah tersebut.
Salah satu rekan kerjanya yakni Haji mahyudin mengatakan hal tersebut. Kata beliau “ laek lamunt gitak dengan ite noh paling julun jari karyawan lek pedare haji syamsi, mun ndek salak laek kancengk 4 ”, (dulu kalau tidak salah kita yang paling dulu menjadi karyawannya haji syamsi, dan kalau tidak salah lagi saat itu kita berempat yang menjadi karyawannya ).

Haji mahyudin (karyawan pertama kopiah) sedang berbincang dengan yongki (penuis) 
 Saat ini setelah beliau (H syamsi) wafat, usaha bisnis tersebut digantikan oleh anak laki-lakinya yakni ahmad zaky yang sampai sekarang masih eksis dalam menjalani usaha bisnis tersebut. Pengerajin kopiah ini sudah dikenal sampai timur tengah dan juga di Negara-negara tetangga lainnya, dan sampai sekarang bengkel produksi kopiah ini sudah banyak mendapatkan penghargaan baik itu dari pemerintah maupun swasta. Dan dengan adanya bengkel produksi peluang bagi masyarakat untuk bekerja maupun mempelajari tekhnik pembuatannya sangat terbuka.
Pada Ramadan dan menjelang Lebaran, omzet penjualan kopiah asal Kediri ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat lebih. Sebelumnya hanya bisa mengekspor 200 kodi setiap pekan.Namun saat bisa meningkat menjadi 500 kodi per pecan
Ahmad Zaky mengaku ketiban rezeki selama Ramadan. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar dia menambah pekerja menjadi 15 orang. Keberhasilannya dalam pemasaran yang katanya sudah menembus pasar timur tengah, produksi kopiah ini ternyata menyimpan cerita yang mengharukan. Ketika almarhum sudah tiada disanalah produksi pembuatan kopiah ini mulai menurun dan pada saat itu pula si ahmad zaky ini diuji dalam melakukan bisnisnya
Sebuah plang besi berdiri agak kesamping dan kelihatan ingin roboh bertuliskan “ ANEKA BUSANA” yakni nama dari bengkel produksi kopiah kota santri ini. Tepat di dalam gang H Syamsi di dusun kr bedil selatan berdiri gudang pembuatan kopiah yang dulu sangat besar dan terkenal namun kini semuanya berubah dan menyisakan tempat penjahitan kopiah yang lumayan sedikit besar, berisikan 7 hingga 8 mesin jahit.
           Gudang tersebut diubah menjadi sebuah yayasan tempat belajar anak – anak yang dimana yayasan tersebut bernama SAMARA Berbagai macam kendala entah itu cobaan maupun ujian sudah di lalui oleh ahmad zaky ini, namun semua itu tidak merubah usahanya seperti dulu lagi.  Mulai dari koalahan dalam menerima orderan, kekurangan modal serta kurangnya sumber daya manusia dan juga kurangnya minat remaja dalam ikut serta terjun dalam dunia usaha kopiah ini.
Semua itu menimbulkan efek yang lumayan terlihat dalam perkembangan kelansungan usaha kopiah ahmad zaky, mulai dari karyawannya yang menurun yang semula berjumlah 70 orang saat ini hanya berjumlah 9 orang saja sampai hingga saat inipun penghasilannya juga ikut menurun.
Banyak dari pada karyawan yang dulu bekerja di perusahaan ayahanda ahmad zaky ini, kini membuka usaha kopiah mereka masing-masing tentunya dirumah mereka masing-masing. Sebab dulu ketika mereka menjadi karyawan, mereka tidak hanya ditugaskan dalam satu hal saja oleh almarhum melainkan mereka diajarkan pula bagaimana cara memproduksi kopiah tersebut . Kesempatan itulah yang mereka manfaatkan sehingga sampai sekarang mereka bisa memproduksi kopiahnya masing-masing.
Kopiah Haji model dapak
            Lebih dari 10 orang mantan karyawan ahmad zaky kini menjadi pemroduksi kopiah pula dan merekapun mempunyai karyawan masing-masing dan membuat bengkel kerja dirumah mereka masing-masing dengan 5 sampai 10 orang pekerja
Hal tersebut tidak membuat ahmad zaky memundurkan hatinya untuk berjuang bahkan dengan itu beliau merasa bangga dan tentunya puas dengan jerih payahnya
Dengan seperti itu perekonomian di desa Kediri meningkat dan juga tentunya mereka mempunyai usaha masing-masing tanpa susah dan bingung membuat usaha lagi.
Para mantan karyawan dari usaha yang dipimpin oleh ahmad zaky itu yang kini menjadi pengusaha kopiah juga sangat bersyukur dan sebagian besar dari merekapun memiliki berkah dan kepuasan tersendiri
          Penghasilan dari pembuatan kopiah mereka sangat membantu kelansungan hidup mereka mulai dari biaya hidup, membeli lahan tanah hingga membuat rumah untuk sanak saudara mereka.
Begitulah perekonomian kopiah ini berputar yang memiliki kisah yang bersejarah dengan keberhasilan serta kemundurannya dan juga keberhasilannya dalam membantu perekonomian warga Kediri khususnya didusun karang bedil selatan.

Meskipun memiliki perbedaan tempat dalam memproduksi dan pemasaran, namun kopiah ala kota santri ini masih tetap eksis dan bertahan hingga sekarang.

Mengenai Saya

Foto Saya
Cowo Yang Gagal tampan Sampe Akhirnya Mutusin Jadi Cowo Mapan | Hobi Banget Main Bola | 100% Madridista|