Pages

Kamis, 19 Oktober 2017

Catatan tentang kopiah kota santri di lombok barat

Penjahit kopiah

Lombok merupakan salah satu bagian dari propinsi nusa tenggara Barat yang dimana Lombok ini juga mempunyai salah satu julukan yakni sebagai pulau seribu masjid karena memang mayoritas penduduknya adalah muslim. Selain dikenal dengan keindahan pulaunya dan banyaknya masjid di Lombok ini ternyata juga menyimpan sejumlah potensi bisnis, untuk memenuhi perlengkapan kebutuhan umat muslim
Tepatnya di Desa Kediri yakni desa yang dikenal dengan sebutan kota santri dimana banyak terdapat pondok pesantren yang menampung santriwan dan santriwati .inilah desa yang juga dikenal sebagai sentra kerajinan pembuatan kopiah atau peci yang sudah berdiri mulai dari era 80_an sampai sekarang.
        Kopiah atau biasa disebut peci ini adalah salah satu alat ibadah yang dipakai oleh umat muslim tetunya oleh umat muslim yang laki-laki, yang dimana kopiah ini tidak hanya dipakai untuk acara ibadah saja melainkan akan selalu dipakai bagi umat muslim yang sudah menjalankan ibadah haji, dan juga dipakai ketika umat muslim mengadakan acara-acara yang berbau agama. Jadi kopiah ini sangat lumrah untuk dibutuhkan oleh umat muslim setiap harinya bahkan setiap waktu dalam melaksanakan ibadah .
       Proses pembuatan kopiah ini tidak terlalul sulit, namun dibutuhkan ketelitian yang mendalam, awalnya spons yang sudah dipotong dililit dengan kain yang terlebih dahulu digunting sesuai pola Kemudian di sesuaikan kembali polanya lalu dijahit dan dibordir menggunakan mesin manual. Ada beberapa jenis dan warna kopiah ini yakni berwarna putih, hitam, coklat, hijau dll. Adapun jenis dari pada kopiah ini yakni jenis bundar, lonjong, bima, kopiah haji, dapak, jengky dll. Kehalusan dan keindahan serta kualitasnya yang tahan lama menjadi cirri khas dari kopiah ala Kota santri ini.
       Salah satu warga desa Kediri yang pertama kali merintis usaha ini ialah almarhum H Syamsi. beliaulah yang pertama kali membuat kopiah atau peci ala kota santri ini. Pada tahun 1985 pada saat mesin atau alat tekhnologi canggih belum ada, pada saat itulah haji syamsi mulai mencoba merakit kopiah ini menggunakan kanji yang diolah hingga berubah menjadi lem dan direkatkan ke potongan kain hingga berbentuk kopiah. Pembuatan kopiah ini ia pelajari secara otodidak. Pada saat itu dia dibantu oleh 4 orang rekannya yang saat itu tertarik dan ingin mempelajari pembuatan kopiah tersebut.
Salah satu rekan kerjanya yakni Haji mahyudin mengatakan hal tersebut. Kata beliau “ laek lamunt gitak dengan ite noh paling julun jari karyawan lek pedare haji syamsi, mun ndek salak laek kancengk 4 ”, (dulu kalau tidak salah kita yang paling dulu menjadi karyawannya haji syamsi, dan kalau tidak salah lagi saat itu kita berempat yang menjadi karyawannya ).

Haji mahyudin (karyawan pertama kopiah) sedang berbincang dengan yongki (penuis) 
 Saat ini setelah beliau (H syamsi) wafat, usaha bisnis tersebut digantikan oleh anak laki-lakinya yakni ahmad zaky yang sampai sekarang masih eksis dalam menjalani usaha bisnis tersebut. Pengerajin kopiah ini sudah dikenal sampai timur tengah dan juga di Negara-negara tetangga lainnya, dan sampai sekarang bengkel produksi kopiah ini sudah banyak mendapatkan penghargaan baik itu dari pemerintah maupun swasta. Dan dengan adanya bengkel produksi peluang bagi masyarakat untuk bekerja maupun mempelajari tekhnik pembuatannya sangat terbuka.
Pada Ramadan dan menjelang Lebaran, omzet penjualan kopiah asal Kediri ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat lebih. Sebelumnya hanya bisa mengekspor 200 kodi setiap pekan.Namun saat bisa meningkat menjadi 500 kodi per pecan
Ahmad Zaky mengaku ketiban rezeki selama Ramadan. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar dia menambah pekerja menjadi 15 orang. Keberhasilannya dalam pemasaran yang katanya sudah menembus pasar timur tengah, produksi kopiah ini ternyata menyimpan cerita yang mengharukan. Ketika almarhum sudah tiada disanalah produksi pembuatan kopiah ini mulai menurun dan pada saat itu pula si ahmad zaky ini diuji dalam melakukan bisnisnya
Sebuah plang besi berdiri agak kesamping dan kelihatan ingin roboh bertuliskan “ ANEKA BUSANA” yakni nama dari bengkel produksi kopiah kota santri ini. Tepat di dalam gang H Syamsi di dusun kr bedil selatan berdiri gudang pembuatan kopiah yang dulu sangat besar dan terkenal namun kini semuanya berubah dan menyisakan tempat penjahitan kopiah yang lumayan sedikit besar, berisikan 7 hingga 8 mesin jahit.
           Gudang tersebut diubah menjadi sebuah yayasan tempat belajar anak – anak yang dimana yayasan tersebut bernama SAMARA Berbagai macam kendala entah itu cobaan maupun ujian sudah di lalui oleh ahmad zaky ini, namun semua itu tidak merubah usahanya seperti dulu lagi.  Mulai dari koalahan dalam menerima orderan, kekurangan modal serta kurangnya sumber daya manusia dan juga kurangnya minat remaja dalam ikut serta terjun dalam dunia usaha kopiah ini.
Semua itu menimbulkan efek yang lumayan terlihat dalam perkembangan kelansungan usaha kopiah ahmad zaky, mulai dari karyawannya yang menurun yang semula berjumlah 70 orang saat ini hanya berjumlah 9 orang saja sampai hingga saat inipun penghasilannya juga ikut menurun.
Banyak dari pada karyawan yang dulu bekerja di perusahaan ayahanda ahmad zaky ini, kini membuka usaha kopiah mereka masing-masing tentunya dirumah mereka masing-masing. Sebab dulu ketika mereka menjadi karyawan, mereka tidak hanya ditugaskan dalam satu hal saja oleh almarhum melainkan mereka diajarkan pula bagaimana cara memproduksi kopiah tersebut . Kesempatan itulah yang mereka manfaatkan sehingga sampai sekarang mereka bisa memproduksi kopiahnya masing-masing.
Kopiah Haji model dapak
            Lebih dari 10 orang mantan karyawan ahmad zaky kini menjadi pemroduksi kopiah pula dan merekapun mempunyai karyawan masing-masing dan membuat bengkel kerja dirumah mereka masing-masing dengan 5 sampai 10 orang pekerja
Hal tersebut tidak membuat ahmad zaky memundurkan hatinya untuk berjuang bahkan dengan itu beliau merasa bangga dan tentunya puas dengan jerih payahnya
Dengan seperti itu perekonomian di desa Kediri meningkat dan juga tentunya mereka mempunyai usaha masing-masing tanpa susah dan bingung membuat usaha lagi.
Para mantan karyawan dari usaha yang dipimpin oleh ahmad zaky itu yang kini menjadi pengusaha kopiah juga sangat bersyukur dan sebagian besar dari merekapun memiliki berkah dan kepuasan tersendiri
          Penghasilan dari pembuatan kopiah mereka sangat membantu kelansungan hidup mereka mulai dari biaya hidup, membeli lahan tanah hingga membuat rumah untuk sanak saudara mereka.
Begitulah perekonomian kopiah ini berputar yang memiliki kisah yang bersejarah dengan keberhasilan serta kemundurannya dan juga keberhasilannya dalam membantu perekonomian warga Kediri khususnya didusun karang bedil selatan.

Meskipun memiliki perbedaan tempat dalam memproduksi dan pemasaran, namun kopiah ala kota santri ini masih tetap eksis dan bertahan hingga sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto Saya
Cowo Yang Gagal tampan Sampe Akhirnya Mutusin Jadi Cowo Mapan | Hobi Banget Main Bola | 100% Madridista|