| Penjahit kopiah |
Lombok
merupakan salah satu bagian dari propinsi nusa tenggara Barat yang dimana
Lombok ini juga mempunyai salah satu julukan yakni sebagai pulau seribu masjid
karena memang mayoritas penduduknya adalah muslim. Selain dikenal dengan keindahan
pulaunya dan banyaknya masjid di Lombok ini ternyata juga menyimpan sejumlah
potensi bisnis, untuk memenuhi perlengkapan kebutuhan umat muslim
Tepatnya di Desa Kediri yakni desa
yang dikenal dengan sebutan kota santri dimana banyak terdapat pondok pesantren
yang menampung santriwan dan santriwati .inilah desa yang juga dikenal sebagai
sentra kerajinan pembuatan kopiah atau peci yang sudah berdiri mulai dari era
80_an sampai sekarang.
Kopiah atau biasa disebut peci ini
adalah salah satu alat ibadah yang dipakai oleh umat muslim tetunya oleh umat
muslim yang laki-laki, yang dimana kopiah ini tidak hanya dipakai untuk acara
ibadah saja melainkan akan selalu dipakai bagi umat muslim yang sudah
menjalankan ibadah haji, dan juga dipakai ketika umat muslim mengadakan
acara-acara yang berbau agama. Jadi kopiah ini sangat lumrah untuk dibutuhkan
oleh umat muslim setiap harinya bahkan setiap waktu dalam melaksanakan ibadah .
Proses
pembuatan kopiah ini tidak terlalul sulit, namun dibutuhkan ketelitian yang mendalam,
awalnya spons yang sudah dipotong dililit dengan kain yang terlebih dahulu digunting
sesuai pola Kemudian di sesuaikan kembali polanya lalu dijahit dan dibordir menggunakan
mesin manual. Ada beberapa jenis dan warna kopiah ini yakni berwarna putih,
hitam, coklat, hijau dll. Adapun jenis dari pada kopiah ini yakni jenis bundar,
lonjong, bima, kopiah haji, dapak, jengky dll. Kehalusan dan
keindahan serta kualitasnya yang tahan lama menjadi cirri khas dari kopiah ala
Kota santri ini.
Salah satu warga desa Kediri yang
pertama kali merintis usaha ini ialah almarhum H Syamsi. beliaulah yang pertama
kali membuat kopiah atau peci ala kota santri ini. Pada tahun 1985 pada saat
mesin atau alat tekhnologi canggih belum ada, pada saat itulah haji syamsi
mulai mencoba merakit kopiah ini menggunakan kanji yang diolah hingga berubah
menjadi lem dan direkatkan ke potongan kain hingga berbentuk kopiah. Pembuatan kopiah
ini ia pelajari secara otodidak. Pada saat itu dia dibantu oleh 4 orang
rekannya yang saat itu tertarik dan ingin mempelajari pembuatan kopiah
tersebut.
Salah satu rekan kerjanya yakni Haji
mahyudin mengatakan hal tersebut. Kata beliau “ laek lamunt gitak dengan ite
noh paling julun jari karyawan lek pedare haji syamsi, mun ndek salak laek kancengk
4 ”, (dulu kalau tidak salah kita yang paling dulu menjadi karyawannya haji
syamsi, dan kalau tidak salah lagi saat itu kita berempat yang menjadi
karyawannya ).
| Haji mahyudin (karyawan pertama kopiah) sedang berbincang dengan yongki (penuis) |
Saat ini setelah beliau (H syamsi) wafat, usaha
bisnis tersebut digantikan oleh anak laki-lakinya yakni ahmad zaky yang sampai
sekarang masih eksis dalam menjalani usaha bisnis tersebut. Pengerajin kopiah
ini sudah dikenal sampai timur tengah dan juga di Negara-negara tetangga
lainnya, dan sampai sekarang bengkel produksi kopiah ini sudah banyak
mendapatkan penghargaan baik itu dari pemerintah maupun swasta. Dan dengan
adanya bengkel produksi peluang bagi masyarakat untuk bekerja maupun
mempelajari tekhnik pembuatannya sangat terbuka.
Pada
Ramadan dan menjelang Lebaran, omzet penjualan kopiah asal Kediri ini mengalami
peningkatan hingga dua kali lipat lebih. Sebelumnya hanya bisa mengekspor 200
kodi setiap pekan.Namun saat bisa meningkat menjadi 500 kodi per pecan
Ahmad
Zaky mengaku ketiban rezeki selama Ramadan. Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar
dia menambah pekerja menjadi 15 orang. Keberhasilannya
dalam pemasaran yang katanya sudah menembus pasar timur tengah, produksi kopiah
ini ternyata menyimpan cerita yang mengharukan. Ketika almarhum sudah tiada
disanalah produksi pembuatan kopiah ini mulai menurun dan pada saat itu pula si
ahmad zaky ini diuji dalam melakukan bisnisnya
Sebuah plang besi berdiri agak
kesamping dan kelihatan ingin roboh bertuliskan “ ANEKA BUSANA” yakni nama dari
bengkel produksi kopiah kota santri ini. Tepat di dalam gang H
Syamsi di dusun kr bedil selatan berdiri gudang pembuatan kopiah yang dulu
sangat besar dan terkenal namun kini semuanya berubah dan menyisakan tempat
penjahitan kopiah yang lumayan sedikit besar, berisikan 7 hingga 8 mesin jahit.
Gudang tersebut diubah menjadi sebuah yayasan tempat
belajar anak – anak yang dimana yayasan tersebut bernama SAMARA Berbagai macam kendala entah itu cobaan maupun ujian sudah di lalui
oleh ahmad zaky ini, namun semua itu tidak merubah usahanya seperti dulu lagi. Mulai
dari koalahan dalam menerima orderan, kekurangan modal serta kurangnya sumber
daya manusia dan juga kurangnya minat remaja dalam ikut serta terjun dalam
dunia usaha kopiah ini.
Semua
itu menimbulkan efek yang lumayan terlihat dalam perkembangan kelansungan usaha
kopiah ahmad zaky, mulai dari karyawannya yang menurun yang semula berjumlah 70
orang saat ini hanya berjumlah 9 orang saja sampai hingga saat inipun
penghasilannya juga ikut menurun.
Banyak
dari pada karyawan yang dulu bekerja di perusahaan ayahanda ahmad zaky ini,
kini membuka usaha kopiah mereka masing-masing tentunya dirumah mereka
masing-masing. Sebab dulu ketika mereka menjadi karyawan, mereka tidak hanya
ditugaskan dalam satu hal saja oleh almarhum melainkan mereka diajarkan pula
bagaimana cara memproduksi kopiah tersebut . Kesempatan itulah yang mereka
manfaatkan sehingga sampai sekarang mereka bisa memproduksi kopiahnya
masing-masing.
![]() |
| Kopiah Haji model dapak |
Lebih dari 10 orang mantan karyawan
ahmad zaky kini menjadi pemroduksi kopiah pula dan merekapun mempunyai karyawan
masing-masing dan membuat bengkel kerja dirumah mereka masing-masing dengan 5
sampai 10 orang pekerja
Hal tersebut tidak membuat ahmad
zaky memundurkan hatinya untuk berjuang bahkan dengan itu beliau merasa bangga
dan tentunya puas dengan jerih payahnya
Dengan seperti itu perekonomian di
desa Kediri meningkat dan juga tentunya mereka mempunyai usaha masing-masing
tanpa susah dan bingung membuat usaha lagi.
Para mantan karyawan dari usaha yang
dipimpin oleh ahmad zaky itu yang kini menjadi pengusaha kopiah juga sangat
bersyukur dan sebagian besar dari merekapun memiliki berkah dan kepuasan
tersendiri
Penghasilan dari pembuatan kopiah
mereka sangat membantu kelansungan hidup mereka mulai dari biaya hidup, membeli
lahan tanah hingga membuat rumah untuk sanak saudara mereka.
Begitulah perekonomian kopiah ini
berputar yang memiliki kisah yang bersejarah dengan keberhasilan serta
kemundurannya dan juga keberhasilannya dalam membantu perekonomian warga Kediri
khususnya didusun karang bedil selatan.
Meskipun memiliki perbedaan tempat
dalam memproduksi dan pemasaran, namun kopiah ala kota santri ini masih tetap
eksis dan bertahan hingga sekarang.


0 komentar:
Posting Komentar