Ada banyak
sekali hal yang tidak bisa dijelaskan dimuka bumi ini. Kenapa seseorang
terlahir dengan kulit hitam, kenapa seseorang terlahir dengan kulit putih,
kenapa ada sebagian orang yang terlahir dengan tubuh sempurna, kenapa ada
sebagian yang lainnya lagi tidak.
Sesungguhnya,
jika kita semua percaya bahwa Allah SWT itu merupakan perencana yang terbaik,
maka praktis dalam pikiran dan hati ini akan tertanam sebuah keyakinan bahwa
ada maksud dan tujuan tersendiri dibalik segala ciptaannya yang berbeda-beda.
Dan jika kita merenungi lebih dalam lagi, maka kita akan mendapati sebuah
kenyataan yang tak terelakkan bahwa setiap yang telah diciptakan oleh Allah SWT
memiliki keterkaitan masing-masing.
Sebelumnya,
tulisan ini berawal dari seringnya saya disodorkan sebuah pertanyaan tentang
bagaimana cara menumbuhkan minat membaca dan menulis. Pertanyaan yang selalu
bisa membuat saya mengerutkan kening setiap kali mendengarnya.
Sejujurnya, saya
sendiri tidak tahu persis jawabannya. Kenapa saya tiba-tiba senang membaca?
Kenapa tiba-tiba saya bisa menulis?
Sungguh, menjawab
pertanyaan seperti ini tidak semudah ketika seseorang bertanya bagaimana cara
bermain gitar dan kita hanya tinggal menjawab; Beli gitar lalu latihan.
Lebih dari itu, pertanyaan ini menuntut
jawaban yang lebih mendalam tentang bagaimana seseorang bisa menumbuhkan ‘Rasa’
pada sesuatu. Bagaimana mungkin seseorang bisa mahir bermain gitar sedang dia
sendiri tidak memiliki minat untuk memegang gitar?’
Kita semua pasti
tau setiap orang diciptakan dengan kelebihan juga kekurangan masing-masing.
Dari miliyaran makhluk hidup dimuka bumi ini tidak ada satupun yang memiliki
bentuk juga karakter yang persis sama.
Perlu kita semua
pahami kembali bahwa Allah SWT tidak hanya menciptakan bentuk kita saja yang
berbeda, namun segala yang tertanam pada diri kita sendiri semuanya memiliki perberbedaan,
tidak ada yang sama. Bahkan secuilpun
tidak ada yang sama. Begitu juga karakter seseorang. Karakter seseorang
diciptakan berbeda-beda.
Lalu kemudian
kenapa seseorang bisa senang sekali membaca sedang yang lainnya membaca satu
kalimat saja rasanya akan muntah-muntah?
Kembali lagi
kepada perbedaan karakter yang telah Allah SWT tanamkan dalam diri kita masing-masing.
Seseorang bisa saja memiliki kelebihan minat baca tapi dibalik minat bacanya
yang tinggi mereka biasanya tidak pernah menyukai hal-hal yang berkaitan dengan
hitung-hitungan. Jelas, matematika merupakan musuh terbesarnya.
Lalu bagaimana
orang yang tidak memiliki minat sedikitpun pada matematika ini dibentuk agar
menyukai matematika?
Saya rasa itu
merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan, bagaimana mungkin kamu
mengharapkan tanah yang sebelumnya di tanami pohon rambutan akan menumbuhkan
pohon kelapa?
Sebagian orang
mungkin akan dengan mudah mengatakan “Bisa saja, asal ada kemauan yang besar
juga dan kerja keras.”
“Maaf, tapi bagaimana
mungkin seseorang mau bekerja keras untuk sesuatu hal yang tidak ia minati sama
sekali?”
Hal ini sama
menggelikannya ketika salah satu teman saya menyatakan ingin sekali gemar
membaca tapi ketika saya ajak mengunjungi perpustakaan ia selalu mengelak
dengan mengatakan; ‘Tumbuhkan saja dulu minat baca saya. Bagaimana bisa saya
pergi ke perpustakaan sedang minat baca saya tidak ada?’
Hastaga…
penyakit macam apalagi ini. Bagaimana bisa seseorang ingin memiliki sebuah
pohon rambutan yang rimbun sedang ia tidak mau menanam bibitnya terlebih
dahulu?
Sejak saat itu
kemudian saya menyimpulkan bahwa minat dan kemauan adalah dua hal yang berbeda
(padahal awalnya saya kira sama).
Kamu bisa saja
punya kemauan yang besar untuk menjadi gitaris terkenal tapi kamu tidak punya
minat sama sekali untuk bermain gitar
kemudian masuk akalkah jika suatu hari kamu menjadi gitaris terkenal?
Tentu tidak!!!
Minat dan
Keinginan itu merupakan dua hal yang berbeda. Seseorang mungkin bisa saja
memiliki kemauan yang besar namun belum tentu memiliki minat untuk mewujudkan
kemauan tersebut.
‘Minat’ itu
ibarat pondasi sebuah bangunan sedang kemauan merupakan tiang-tiang yang akan
menyanggah bangunan tersebut agar bisa berdiri kokoh. Lalu bagaimana tiang
penyanggah ini akan berdiri jika tidak memiliki dasar sebagai tempat
tumpuannya?
Lebih jauh lagi
coba pikirkan kembali untuk apa kita diciptakan dimuka bumi ini. sebab, selalu
ada tujuan Allah SWT menciptakan sesuatu.
Lalu apa tujuan
Allah SWT menciptakan kamu?
Kamu mungkin
tidak senang menulis tapi kamu pandai beraksi di depan kamera. Mungkin saja
kamu memang tidak diciptakan untuk menjadi seorang penulis tapi lebih ke
seorang Vlog atau seorang pembawa acara.
Maka latihanlah membawakan sebuah acara jangan capek-capek menghabiskan waktu
untuk menulis karena memang kamu bukan diciptakan untuk itu.
Kamu mungkin
tidak pandai beraksi di depan kamera tapi kamu sangat pandai menyusun sebuah
bentuk bangunan mungkin saja kamu memang diciptakan bukan untuk menjadi seorang
aktor tapi lebih ke seorang arsitektur. Maka latihanlah mendesign sebuah
bangunan jangan capek-capek menghabiskan waktu untuk beraksi di depan kamera
karena memang kamu bukan diciptakan untuk itu.
Kamu mungkin
tidak pandai dalam mendesaign bangunan tapi kamu pandaii dalam melihat peluang
dalam keseharian mungkin saja kemudian kamu bukan diciptakan untuk menjadi
seorang designer bangunan tapi lebih ke seorang pengusaha. Maka berusahalah
untuk menciptakan sebuah usaha jangan capek-capek menghabiskan waktu mendesign
bangunan karena memang kamu bukan diciptakan untuk itu.
Kamu mungkin
pernah menemukan seorang musisi yang terkenal menulis sebuah buku, akan tetapi
bukunya tidak terlalu terkenal, hanya terdengar ketika promosi saja, selebihnya
lenyap. Tidak pernah menjadi buku best seller atau buku dengan penjualan
terlaris. Sejalan dengan orang yang basicnya memang seorang penulis yang
bukunya selalu menjadi langganan best seller tapi ketika dia menciptakan sebuah
lagu tidak pernah menempati list tangga lagu teratas.
Kamu mungkin
sering mendengar seseorang mengatakan bahwa yang perlu ditumbuhkan pertama kali
itu adalah kemauan yang besar tapi kamu juga mungkin tidak kalah sering melihat
orang yang sulit sekali menumbuhkan kemauan.
Menurut pendapat
saya pribadi. Catat kembali, ‘menurut
pendapat saya pribadi’. Itu semua bukan hanya tentang menumbuhkan sebuah
kemauan tapi memang benar-benar kamu tidak diciptakan untuk hal tersebut.
Manusia
merupakan makhluk sosial yang artinya tidak dapat hidup sendiri. Perlu
bersosialisasi membangun relasi dengan orang lain, saling membantu, saling
mengisi kekurangan masing-masing.
Coba renungkan
kembali ketika kamu memang diciptakan untuk menjadi seorang penyanyi kemudian
memiliki keinginan untuk menciptakan sebuah lagu maka akan mudah sekali hal
tersebut untuk dilakukan karena memang kamu telah tercipta untuk hal tersebut.
untuk hal itulah kamu diberikan suara yang melengking merdu menyiul haru.
Jadi ketika
kalian bertanya kenapa seseorang bisa senang sekali membaca terlihat mudah
sekali membuat tulisan bukan semata-mata karena mereka berusaha keras untuk
menjadi seorang penulis mengorbankan sebagian waktunya untuk menulis tapi
memang orang itu memang diciptakan untuk menjadi seorang penulis jalannya di
bumi ini memang menuntunnya untuk menjadi seorang penulis. Allah SWT memang
telah menanamkan dalam dirinya bibit-bibit yang diperlukan untuk menjadi
seorang penulis yang kemudian orang tersebut tumbuh kembangkan dan ketika telah
matang jadilah ia penulis yang handal.
Coba saja
sekarang kamu yang pintar sekali dalam hal bermain musik, kemudian ingin sekali
menjadi seorang penulis, hingga hari-hari kamu habiskan hanya untuk menulis, menulis
dan menulis apa yang akan kamu dapatkan kemudian adalah kamu akan cepat sekali
merasa bosan, kemudian mencuri-mencuri
waktu untuk bermain musik, tidak lain itu semua karena kamu memang diciptakan
bukan untuk menjadi penulis akan tetapi seorang musisi. Bisa saja kemudian kamu
jadi pintar menulis akan tetapi sangat mustahil kemudian tulisanmu akan
mengalahkan orang-orang yang memang dilahirkan untuk menjadi seorang penulis.
Jadi kenapa saya
katakan semua ini memiliki keterkaitan. Seorang yang pandai menulis mungkin tidak
pandai mendesign cover untuk buku-bukunya, diciptakanlah kemudian untuknya
seorang yang mahir dalam mengimajinasikan gambar menjadi sebuah cover buku tapi
tidak pandai menulis.
Kita semua
diciptakan berbeda-bedar agar saling berjalan bersama melengkapi kekurangan
masing-masing. Tidak pernah ada yang sempurna di muka bumi ini. Kita semua
ibarat sebuah puzzle yang tercecer akan sempurna apabila kita saling mengisi
dan melengkapi.
Sekian dari saya
mohon maaf untuk segala kesalahan… wassalam…
Ah ya, jangan
lupa tinggalkan komentar, kritik dan saran sepedas-pedasnya. Sebab itu
merupakan hal yang lebih saya hargai.








